Kenali Fungsi & Cara Menggunakan Radiator Flush
Radiator adalah komponen yang harus dijaga kebersihannya. Agar kinerja radiator bisa optimal. Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni dengan radiator flush (radiator flush). Apa itu?
Flushing adalah sebuah cara untuk membersihkan sebuah komponen seperti radiator. Cara ini dilakukan supaya endapan kotoran bisa terangkat.
Manfaat Radiator Flush
Fungsi dari radiator adalah untuk menjaga suhu mesin mobil tetap ideal. Supaya saat digunakan, mesin tidak mengalami overheat.
Nah, pada radiator, terdapat sebuah cairan bernama coolant atau pendingin. Fungsinya untuk mendinginkan mesin. Maka dari itu, cairan ini berperan penting. Butuh diberi perhatian khusus dengan melakukan penggantian secara rutin.
Sebab, apabila tidak diganti, bisa memunculkan karat dari campuran kimiawi. Kalau sudah begini, maka perlu dilakukan flushing pada radiator.
Manfaatnya yakni:
- Membersihkan kotoran dan karat yang menempel pada radiator,
- Melancarkan aliran coolant saat bertugas untuk mendinginkan mesin,
- Meningkatkan kinerja radiator.
Cara Menggunakan radiator flush
Berikut langkah-langkah menggunakan radiator flush:
- Sebelum melakukan flushing, pastikan mesin dalam kondisi dingin. Lalu buang air pada radiator sebanyak 200 - 300 ml;
- Masukkan radiator flush ke radiator;
- Hidupkan mesin mobil selama 15 menit, supaya radiator flush bisa larut pada coolant dan bisa mengangkat kerak pada radiator;
- Kemudian buka tutup pembuangan pada air radiator, dan beri wadah di bawahnya untuk menampung air hingga radiator flush turut keluar;
- Lalu tutup saluran radiator jika sudah selesai. Selanjutnya isi sedikit radiator dengan cairan pendingin.
- Buang cairan pendingin tersebut untuk memastikan sisa cairan sebelumnya telah terangkat sempurna;
- Isi kembali cairan pendingin sampai penuh;
- Pastikan tutup radiator telah terpasang sempurna.
Kapan Waktu Menggunakan radiator flush?
Tidak bisa sembarangan dalam menggunakan radiator flushing. Anda bisa melakukan flushing ketika dalam kondisi sebagai berikut:
1. Saat Pernah Menggunakan Air Untuk Mengisi Radiator
Anda bisa melakukan flushing ketika pernah menggunakan air mineral untuk mengisi radiator. Sebab, air mineral ini bisa memunculkan sumbatan dalam bentuk kerak atau kotoran.
Maka dari itu setelah menggunakan air mineral, lakukan flushing pada radiator. Supaya sisa kotoran dari air mineral tidak menyumbat kinerja radiator.
2. Ada Sumbatan
Ciri-ciri terjadinya sumbatan pada radiator yakni proses pendinginan mesin melambat. Sumbatan pada radiator ini harus segera diatasi.
Caranya dengan melakukan flushing pada radiator. Supaya sumbatan bisa terangkat dan kinerja radiator kembali optimal.
3. Coolant Tak Pernah Diganti
Penggantian coolant harus dilakukan paling tidak 6 bulan - 1 tahun sekali. Jika lebih dari itu, maka Anda harus melakukan flushing pada radiator.
Sebab, coolant yang tidak pernah diganti bisa memunculkan kerak. Kualitasnya juga menurun dan bisa menguap. Tak hanya itu, coolant yang buruk juga membuat air radiator berkurang. Jadwalkan radiator flush segera untuk menangani masalah ini.
Catatan Penggunaan radiator flush
Tak semua masalah bisa diatasi dengan radiator flush. Ada sebuah kondisi yang tidak boleh melakukan flushing. Yaitu saat tutup radiator berkarat.
Jika tutup radiator sampai pada tutup, maka kondisi karat pada radiator sudah sangat parah. Maka dari itu tidak disarankan melakukan radiator flush. Sebab flushing bisa membuat logam radiator ikut terkikis.
Nah, apabila logam terkikis, maka lapisannya menjadi tipis. Peluang terjadinya kebocoran bisa meningkat.
Radiator flush bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun jika Anda ragu dan tidak bisa melakukannya, sebaiknya segera bawa ke bengkel terdekat, supaya tidak jadi kesalahan saat melakukan perawatan mobil kesayangan Anda. Kunjungi https://suzukitradajateng.co.id/ untuk dapatkan informasi atau tips otomotif lainnya.